5 Keuntungan Menulis Jurnal Ilmiah dengan Data Sekunder: SKI, SDKI, hingga Riskesdas
Fery A.
29 Agustus 2025

Menulis publikasi ilmiah bisa jadi tantangan besar—terutama bagi dokter dan peneliti yang punya keterbatasan waktu, dana, atau akses ke lapangan. Tapi tahukah bahwa salah satu cara paling efisien dan terjangkau untuk tetap produktif menulis jurnal adalah dengan menggunakan data sekunder, seperti:
- SKI (Survei Kesehatan Indonesia)
 - SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
 - Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
 
Ketiga dataset ini bersumber dari pemerintah dan bisa digunakan secara sah untuk kepentingan akademik dan publikasi ilmiah.
1. Tidak Perlu Terjun Langsung ke Lapangan
Bagi banyak dokter dan peneliti, melakukan pengumpulan data primer di lapangan bukan hal mudah. Harus menyusun instrumen, rekrut responden, validasi, dan sebagainya.
🔍 Dengan data sekunder, semua data sudah tersedia dalam format siap olah—baik dalam bentuk Excel maupun SPSS.
2. Hemat Biaya, Waktu, dan Tetap Layak Publikasi
Metode ini sangat cocok untuk:
- Penelitian skripsi atau tesis
 - Kebutuhan angka kredit dan pengajuan fungsional
 - Persiapan publikasi untuk masuk PPDS
 - Artikel ilmiah mandiri (solo author)
 
🎯 Hasil akhirnya? Artikel yang tetap berkualitas, layak publish, dan disusun jauh lebih cepat.
3. Bisa Tembus Jurnal Nasional hingga Internasional
Data seperti Riskesdas dan SDKI banyak digunakan dalam publikasi ilmiah karena cakupannya luas, metodologinya kuat, dan validitasnya tinggi.
🔍 Topik yang bisa digali antara lain:
- Analisis ketimpangan layanan kesehatan
 - Faktor risiko penyakit tidak menular
 - Evaluasi dampak kebijakan kesehatan masyarakat
 
4. Ukuran Sampel Besar = Hasil Lebih Kuat
Salah satu keunggulan besar dari data sekunder adalah jumlah sampelnya yang besar dan representatif secara nasional. Ini memberi peluang analisis statistik yang lebih kuat dan konklusif.
📈 Hasil yang lebih solid = Lebih menarik di mata reviewer jurnal.
5. Bisa Dipelajari & Dikuasai oleh Pemula
Meskipun terdengar kompleks, metode riset dengan data sekunder sebenarnya sangat bisa dipelajari—asal dibimbing dengan cara yang tepat.
💡 Banyak dokter dan peneliti pemula yang berhasil publish Scopus hanya bermodal laptop dan data Riskesdas.
Bagi dokter dan peneliti yang ingin produktif menulis jurnal tanpa harus keluar biaya besar, metode riset data sekunder adalah jawabannya. Cepat, efisien, dan tetap layak publikasi!
📲 Tertarik belajar langsung caranya?
 Follow Instagram kami di @klinikilmiah untuk info terbaru tentang webinar dan workshop penulisan ilmiah berbasis data sekunder seperti SKI, SDKI, dan Riskesdas.
Tidak ada postingan terbaru