Panduan Lengkap Menulis Case Report Kedokteran yang Baik dan Benar
Fery A.
8 September 2025

Dalam dunia kedokteran, publikasi ilmiah menjadi salah satu aspek penting untuk mengembangkan ilmu sekaligus membangun reputasi akademik. Bagi dokter, mahasiswa kedokteran, PPDS, maupun koas, case report sering kali menjadi pintu masuk pertama sebelum menulis penelitian yang lebih kompleks.
Artikel ini akan membahas apa itu case report, manfaatnya, struktur penulisan, hingga tips agar tulisan lebih mudah diterima jurnal.
Apa Itu Case Report?
Case report adalah laporan tertulis tentang kasus klinis yang unik, jarang, atau menarik yang ditemui dalam praktik kedokteran. Isinya biasanya meliputi:
- Latar belakang dan alasan kasus ini penting dilaporkan.
- Gejala dan temuan klinis pasien.
- Diagnosis yang ditegakkan.
- Tatalaksana atau terapi yang diberikan.
- Hasil dan diskusi berdasarkan literatur terkait.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, case report tidak bertujuan untuk generalisasi populasi, melainkan memberikan gambaran mendalam tentang satu kasus yang bisa menjadi pelajaran berharga.
Manfaat Menulis Case Report
Bagi dokter:
- Mendokumentasikan pengalaman klinis yang menarik.
- Berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan medis.
- Membangun portofolio akademik untuk karier.
Bagi mahasiswa kedokteran, koas, dan PPDS:
- Menjadi latihan awal dalam publikasi ilmiah.
- Memberikan kesempatan untuk belajar critical thinking.
- Memperbesar peluang publikasi di jurnal internasional bereputasi.
Bagi dunia medis secara umum:
- Menjadi sumber inspirasi penelitian lebih lanjut.
- Memperluas pengetahuan tentang variasi klinis yang jarang ditemukan.
Tantangan dalam Menulis Case Report
Meskipun terlihat sederhana, ada beberapa hambatan yang sering ditemui penulis:
- Etika: wajib menjaga kerahasiaan identitas pasien.
- Keterbatasan: data hanya berasal dari satu kasus, sehingga tidak bisa digeneralisasi.
- Teknis: kesulitan dalam menyusun struktur, bahasa ilmiah, dan sitasi literatur.
Struktur Case Report yang Baik
Agar mudah diterima jurnal, case report sebaiknya mengikuti format baku:
- Judul → singkat, jelas, menggambarkan inti kasus.
- Abstrak → ringkasan berisi latar belakang, laporan kasus, dan kesimpulan.
- Pendahuluan → menjelaskan konteks dan alasan kasus dilaporkan.
- Laporan Kasus → detail gejala, pemeriksaan, diagnosis, terapi, dan hasil.
- Diskusi → mengaitkan kasus dengan literatur yang ada, menekankan aspek unik/novelty.
- Kesimpulan → poin pembelajaran utama dari kasus.
- Daftar Pustaka → referensi ilmiah yang relevan.
Tips Agar Case Report Lebih Berkualitas
- Fokus pada keunikan → pilih kasus yang jarang atau memberikan wawasan baru.
- Gunakan literatur terbaru → mendukung argumen dengan evidence-based medicine.
- Tulis dengan jelas & ringkas → hindari bahasa bertele-tele.
- Perhatikan etika publikasi → pastikan ada informed consent dari pasien.
- Pilih jurnal yang sesuai → banyak jurnal nasional dan internasional menerima case report.
Case Report dan Publikasi Ilmiah
Banyak dokter muda memulai perjalanan akademiknya melalui case report. Dari sinilah mereka belajar menyusun karya tulis, memahami peer review, hingga akhirnya melangkah ke penelitian lebih besar seperti systematic review, cohort, atau randomized clinical trial.
Dengan kata lain, case report adalah batu loncatan penting untuk memasuki dunia publikasi ilmiah yang lebih luas.
Kesimpulan
Menulis case report kedokteran adalah langkah awal yang sangat berharga bagi dokter, mahasiswa, PPDS, dan koas. Selain melatih keterampilan menulis ilmiah, case report juga menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu kedokteran.
Kalau dokter ingin lebih terarah dan praktis dalam belajar menulis case report, ikuti webinar & workshop Klinik Ilmiah. Di sana, pembahasan tidak hanya teori, tapi juga praktik langsung sampai bisa siap kirim ke jurnal internasional.
👉 Jangan lewatkan event Klinik Ilmiah berikutnya, karena publikasi ilmiah bukan lagi mimpi!
Tidak ada postingan terbaru