Systematic Literature Review (SLR): Cara Efisien Menuju Publikasi Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

FA

Fery A.

6 Oktober 2025

Systematic Literature Review (SLR): Cara Efisien Menuju Publikasi Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Kalau dokter pernah mendengar istilah Systematic Review atau Literature Review, mungkin pernah muncul pertanyaan sederhana: apa bedanya keduanya? Keduanya sama-sama disebut "review," tapi ternyata kelasnya berbeda jauh. Dan yang menarik, ada satu lagi jenis review yang kini jadi tren di dunia akademik—Systematic Literature Review (SLR).

Artikel ini akan membahas perbedaan ketiganya secara sederhana, mengapa SLR jadi pilihan populer di kalangan peneliti kedokteran, dan bagaimana dokter bisa belajar menulis SLR lewat webinar Klinik Ilmiah.

Systematic Review vs Literature Review: Beda Kelas, Beda Tujuan

Systematic Review (SR) adalah jenis review yang tujuannya menjawab pertanyaan ilmiah atau klinis yang spesifik, dengan bukti terpilih dari berbagai studi. Ia dilakukan dengan metode yang sangat ketat—punya protokol jelas, transparan, dan bisa direplikasi. Biasanya, metode ini mengikuti panduan seperti PRISMA atau PICO, serta melibatkan lebih dari satu peneliti agar hasilnya tidak bias. Karena prosesnya panjang, pembuatan SR bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Output-nya pun sangat kuat secara ilmiah. Banyak Systematic Review yang kemudian dijadikan dasar clinical guideline atau kebijakan medis. Karena itulah bobot ilmiahnya sangat tinggi.

Sementara itu, Literature Review (LR) lebih bersifat umum dan deskriptif. Tujuannya adalah memberikan konteks atau ringkasan terhadap topik tertentu. Literatur yang digunakan biasanya hanya yang sudah terpublikasi, dan sering kali disusun oleh satu penulis saja. Akibatnya, risiko biasnya lebih tinggi dan kedalaman analisisnya lebih dangkal.

Meski begitu, Literature Review tetap punya peran penting, terutama sebagai pengantar penelitian baru. Ia membantu pembaca memahami lanskap penelitian yang sudah ada.

Lalu, di mana posisi Systematic Literature Review (SLR)?

Nah, di sinilah menariknya. Systematic Literature Review (SLR) bisa disebut sebagai versi upgrade dari Literature Review. Ia tetap meninjau literatur yang sudah terpublikasi, tapi dengan pendekatan yang lebih ketat dan sistematis seperti pada Systematic Review.

Dengan kata lain, SLR berada di tengah-tengah antara dua dunia: tidak serumit Systematic Review, tapi jauh lebih kredibel dibanding Literature Review biasa.

Ciri khas SLR antara lain:

  • Menggunakan metodologi yang transparan dan bisa direplikasi.
  • Fokus hanya pada literatur yang sudah terpublikasi (tidak termasuk grey literature).
  • Dapat dilakukan oleh satu atau dua peneliti dengan risiko bias yang masih bisa dikontrol.
  • Sering kali menjadi pilihan ideal bagi peneliti yang ingin publikasi cepat tapi tetap berkualitas.

Mengapa SLR Populer di Dunia Kedokteran dan Kesehatan?

Di dunia kedokteran, menulis Systematic Review penuh bisa sangat menantang. Selain karena butuh waktu lama, juga memerlukan tim riset, perangkat analisis data, hingga kemampuan statistik lanjutan. Nah, Systematic Literature Review (SLR) menjadi solusi yang lebih realistis.

Dengan SLR, peneliti tetap bisa menghasilkan tulisan ilmiah yang kuat, transparan, dan terukur, namun dengan durasi pengerjaan yang lebih singkat. Karena metodologinya sistematis, SLR juga lebih mudah diterima oleh jurnal internasional, termasuk yang terindeks Scopus. Tak heran, banyak dosen, mahasiswa kedokteran, maupun dokter yang sedang mengejar PPDS memilih SLR sebagai bentuk publikasi mereka.

SLR bukan hanya "jalan pintas" publikasi, tapi juga stepping stone untuk memahami cara kerja penelitian berbasis bukti (evidence-based medicine) tanpa harus tenggelam dalam kompleksitas meta-analisis.

SLR untuk Dokter yang Ingin Lolos PPDS atau Meningkatkan Portofolio Akademik

Bagi dokter yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk program PPDS, publikasi ilmiah sering kali menjadi poin penting dalam proses seleksi. Nah, menulis Systematic Literature Review bisa menjadi jalan praktis untuk menambah portofolio publikasi tanpa perlu riset lapangan yang rumit.

Melalui SLR, dokter dapat menunjukkan kemampuan analisis kritis terhadap literatur medis, pemahaman metodologi ilmiah, dan keterampilan menyusun naskah publikasi yang siap diterbitkan. Nilai tambahnya, hasil SLR bisa dijadikan dasar penelitian lanjutan atau bahan presentasi akademik.

Kalau selama ini dokter masih bingung bagaimana memulai menulis jurnal atau mencari topik yang relevan, SLR bisa jadi titik awal terbaik. Prosesnya lebih terstruktur, alat bantu analisisnya sudah banyak tersedia, dan panduannya jelas.

Belajar Menulis SLR dengan Bantuan AI? Bisa Banget!

Kabar baiknya, sekarang sudah banyak teknologi yang bisa membantu mempercepat proses penulisan SLR. Salah satunya lewat webinar Klinik Ilmiah berjudul “Systematic Literature Review (SLR) dengan AI: Cara Praktis Menuju Publikasi Kedokteran dan Kesehatan”.

Webinar ini menghadirkan Dr. Citrawati Dyah Kencono Wungu, dr., M.Si, seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan peneliti di Institute of Tropical Disease (ITD). Beliau dikenal sebagai ahli Meta-Analysis dan Systematic Review dengan lebih dari 100 publikasi terindeks Scopus, termasuk 40 di jurnal Q1.

Di webinar ini, peserta akan belajar langkah demi langkah menulis SLR dengan bantuan AI, mulai dari menentukan topik, menyusun kerangka PRISMA, melakukan screening literatur, hingga mengolah hasil menjadi naskah siap publikasi.

Materi juga dilengkapi dengan:

  • E-certificate resmi dari Klinik Ilmiah
  • File materi & template metodologi SLR
  • Akses rekaman seumur hidup agar bisa diulang kapan saja

Kapan dan Di Mana?

🗓 Tanggal: 18 Oktober 2025
🕙 Waktu: 10.00 WIB
📍 Media: Live via Zoom
🎓 Topik: Systematic Literature Review (SLR) dengan AI
👩‍🏫 Pemateri: Dr. Citrawati Dyah Kencono Wungu, dr., M.Si

Kesimpulan: SLR adalah Strategi Pintar Menuju Publikasi Ilmiah

Kalau selama ini dokter masih ragu untuk memulai publikasi ilmiah karena takut ribet atau butuh waktu lama, SLR bisa jadi solusi yang paling masuk akal. Ia menggabungkan kekuatan metodologi Systematic Review dengan fleksibilitas Literature Review, menghasilkan karya ilmiah yang kredibel tapi tetap efisien.

Khusus di bidang kedokteran dan kesehatan, SLR bahkan bisa jadi batu loncatan penting untuk membuka peluang akademik yang lebih luas—mulai dari publikasi internasional, peluang riset kolaboratif, hingga seleksi PPDS.

Jadi, kalau dokter ingin mulai menulis dan mempublikasikan jurnal ilmiah tanpa pusing dengan riset yang rumit — ini saatnya bergabung di webinar SLR Klinik Ilmiah!

Daftar sekarang dan pelajari cara praktis menulis Systematic Literature Review bersama para ahli 👉🏻
📲 Hubungi Ilmi di 0858-0879-3947 atau kunjungi klinikilmiah.com

Follow juga @klinikilmiah di Instagram untuk update webinar, tips publikasi, dan panduan riset lainnya!

Postingan Terbaru

Tidak ada postingan terbaru

Systematic Literature Review (SLR): Cara Efisien Menuju Publikasi Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan | Klinik Ilmiah